Sekian lama tak menggulirkan wacana di
blog ini, saya berniat untuk membahas CINTA. Ah, rasanya hampir 50% tulisan
yang saya publish adalah cinta ya?
Tak masalah, saya tahu anda-anda yang membaca blog ini 80% merupakan kenalan
saya dengan daya 'kepo' yang lumayan menyiksa jika didiamkan. Maka dari itu,
saya puaskan dahaga pembaca sekalian dengan diary
virtual berikut. Selamat mengintip hidupku :)
=======================================================
Aku tak percaya cinta. Aku tak pernah bertemu
dengan yang namanya cinta. Bagiku, sekitar hanyalah masalah suka ataupun
sekedar tertarik. Bagaimana mungkin bisa mengatakan cinta padahal belum genap 5
menit matamu bertemu rupanya!
Itulah kukatakan aku tak percaya cinta.
Bagi kalian yang sibuk gonta-ganti pasangan, yang sibuk menambah koleksi
mantan, apa kalian yakin kalian cinta?
Hampir
selalu berujung pada debat jika seseorang berusaha mematik kata 'cinta'
dihadapanku. Masih segar, rasanya baru kemarin ketika salah seorang teman
menceritakan bahwa ia tengah jatuh cinta. Seperti biasa, perbincangan akan
'ceritaku' harus ditukar dengan 'ceritamu'. Ia bertanya, siapa yang sedang
dekat denganku akhir-akhir ini. Yah, kuceritakan saja aku sempat dekat dengan
si X. Cukup lama, mungkin 2 bulan. Namun, seminggu tak kukabari kudengar ia
punya pacar (I know, don't mention it).
Tak masalah, rasanya aku juga tak berniat apapun dengan si X. Hingga akhirnya
perbincangan kami (lebih tepatnya interview, karena ada pihak yang kepo dan di
kepoin) sampai pada sebuah subjek menarik.
KK=Korban kepo, Aku
TK=Temen kepo
TK: Gimana dengan si Z?
KK: Z? kok bisa sampe Z?
KK: Z? kok bisa sampe Z?
TK: Lha, kamu deket kan dengan dia. Bukannya tempo hari
cerita kamu ada sesuatu sama si Z?
KK: Itu mah ilusi. Hanya salah paham. Aku yang salah paham, menurutku sih. Hubungan kami itu tak lebih dari sekedar teman kerja. Selain topik itu nggak ada. Aku paham, pernah coba memberi dan meminta perhatian, tapi nggak digubris. Yasudah, kesimpulannya emang sepertinya nggak mau. Simple. Ya itu tadi, sepertinya aku yang salah paham.
KK: Itu mah ilusi. Hanya salah paham. Aku yang salah paham, menurutku sih. Hubungan kami itu tak lebih dari sekedar teman kerja. Selain topik itu nggak ada. Aku paham, pernah coba memberi dan meminta perhatian, tapi nggak digubris. Yasudah, kesimpulannya emang sepertinya nggak mau. Simple. Ya itu tadi, sepertinya aku yang salah paham.
TK: Padahal banyak yang ngira kamu sama dia. Tahu kelasku
kan, sukanya ngomongin orang. Mereka pernah tanya ke aku, 'Eh, si Isni dengan Z
ya?'. Ya aku bingung tah, kok bisa sampe orang luar yang ibaratnya nggak sering
liat kamu tuh bisa pahamnya gitu. Jadi kujawab aja nggak tahu. Senior mu juga
pernah tanya, 'Isni lagi deket sama anak xxxx ya?' kujawab
nggak.
KK: Hahahaha, nggak ada apa-apa kok, suer.
TK: Tapi orang lain liatnya beda is. Kamu juga sering
nge-joke dengan dia, orang liatnya
pasti ada apa-apa.
KK:
Hahahahaha (cuma ketawa)
Pernah juga, di lain kesempatan dan masih
pada topik yang sama aku berbincang dengannya..
TK: Gimana anak **** (nama universitas)? si X?
KK: Ya nggak gimana-gimana.
TK: Anaknya yang mana sih?
KK: ... (nyodorin hape dengan foto X)
TK: Walah, bagusan Z lah. Dengan Z aja.
KK: Ya nggak gimana-gimana.
TK: Anaknya yang mana sih?
KK: ... (nyodorin hape dengan foto X)
TK: Walah, bagusan Z lah. Dengan Z aja.
KK: Iyalah, jauh. Si Z, menjamin, diajak
kritis oke, masa depan oke (nyebutin sambil mikir). Tapi ya itu, kan nggak ada
apa-apa dan nggak akan pernah ada apa-apa.
Statement yang kulontarkan semalaman menjadi bahan renunganku.
Cuma satu yang jadi pertanyaan, setelah dipikir-pikir si Z nggak lebih baik
dari X. Lantas, kenapa aku mengelu-elukan Z? dengan segala kelebihan Z, jika
kupikir lebih dalam...X punya berbagai hal lebih! lebih!
Sekian lama merenung, kutemukan jawabnya, NYAMAN. Satu kata sederhana, nyaman. Nyaman yang berarti jangankan satu jam, sepuluh jam-pun bersampingan tanpa kata dengannya aku bisa betah. Suatu keadaan dimana aku nggak perlu kabur/lari jikalau bertemu (I'm a real shy girl). Tapi ya itu, mau seribu tahun juga nama latin padi tetep oryza sativa. Tak ada yang berubah, karena memang dari awal tak ada keadaan untuk diubah. 'Aku' dan 'dia', tak ada dan tak pernah berakhir 'kita'.
Sekian lama merenung, kutemukan jawabnya, NYAMAN. Satu kata sederhana, nyaman. Nyaman yang berarti jangankan satu jam, sepuluh jam-pun bersampingan tanpa kata dengannya aku bisa betah. Suatu keadaan dimana aku nggak perlu kabur/lari jikalau bertemu (I'm a real shy girl). Tapi ya itu, mau seribu tahun juga nama latin padi tetep oryza sativa. Tak ada yang berubah, karena memang dari awal tak ada keadaan untuk diubah. 'Aku' dan 'dia', tak ada dan tak pernah berakhir 'kita'.
========================================================
Cukup
mengesankan bagaimana selama setahun aku mengoyak hati demi hati yang mencoba
bersinggah. Mengesankan bagaimana aku mulanya tertarik dan berakhir membuang.
Mengesankan bila berani kuhitung berapa banyak mereka-mereka yang menjajakan
hatinya selalu berakhir sad ending.
Dan bukannnya berbangga telah menaklukkan mereka, malah kaku kurasa.
Saraf-sarafku yang percaya cinta dan kasih sayang itu ada pada tiap makhluk
hidup mulai mengendur. Lucu, melihat kalian memohon-mohon hatiku dan berkata
cinta padaku. Lucu karena aku tak percaya! Terlalu sering ku mendengarnya
sarafku jadi luntur! Demikianlah makin mengesankan, ternyata aku makin tak
percaya cinta.
Cukup mengesankan bagaimana hampir setahun
aku bekerja dengannya dan aku tak merasakan apa-pun. Tapi tiba-tiba, tanpa
diundang bayangnya mulai menghantui. Witing
Tresno Jalaran Soko Kulino. Bermula dari joke-joke kecil dan biasa, dari kata-kata manis tanpa maksud apapun
selain hiburan. Aku kena getahnya. Hati-hati pada lidahmu, lebih dari relevan
buatku.
-isn-
Posting Komentar