#13 Ai


Sekian lama tak menggulirkan wacana di blog ini, saya berniat untuk membahas CINTA. Ah, rasanya hampir 50% tulisan yang saya publish adalah cinta ya? Tak masalah, saya tahu anda-anda yang membaca blog ini 80% merupakan kenalan saya dengan daya 'kepo' yang lumayan menyiksa jika didiamkan. Maka dari itu, saya puaskan dahaga pembaca sekalian dengan diary virtual berikut. Selamat mengintip hidupku :)

=======================================================

Aku tak percaya cinta. Aku tak pernah bertemu dengan yang namanya cinta. Bagiku, sekitar hanyalah masalah suka ataupun sekedar tertarik. Bagaimana mungkin bisa mengatakan cinta padahal belum genap 5 menit matamu bertemu rupanya!
Itulah kukatakan aku tak percaya cinta. Bagi kalian yang sibuk gonta-ganti pasangan, yang sibuk menambah koleksi mantan, apa kalian yakin kalian cinta? 

Hampir selalu berujung pada debat jika seseorang berusaha mematik kata 'cinta' dihadapanku. Masih segar, rasanya baru kemarin ketika salah seorang teman menceritakan bahwa ia tengah jatuh cinta. Seperti biasa, perbincangan akan 'ceritaku' harus ditukar dengan 'ceritamu'. Ia bertanya, siapa yang sedang dekat denganku akhir-akhir ini. Yah, kuceritakan saja aku sempat dekat dengan si X. Cukup lama, mungkin 2 bulan. Namun, seminggu tak kukabari kudengar ia punya pacar (I know, don't mention it). Tak masalah, rasanya aku juga tak berniat apapun dengan si X. Hingga akhirnya perbincangan kami (lebih tepatnya interview, karena ada pihak yang kepo dan di kepoin) sampai pada sebuah subjek menarik.

KK=Korban kepo, Aku
TK=Temen kepo

TK: Gimana dengan si Z?
KK: Z? kok bisa sampe Z?
TK: Lha, kamu deket kan dengan dia. Bukannya tempo hari cerita kamu ada sesuatu sama si Z?
KK: Itu mah ilusi. Hanya salah paham. Aku yang salah paham, menurutku sih. Hubungan kami itu tak lebih dari sekedar teman kerja. Selain topik itu nggak ada. Aku paham, pernah coba memberi dan meminta perhatian, tapi nggak digubris. Yasudah, kesimpulannya emang sepertinya nggak mau. Simple. Ya itu tadi, sepertinya aku yang salah paham.
TK: Padahal banyak yang ngira kamu sama dia. Tahu kelasku kan, sukanya ngomongin orang. Mereka pernah tanya ke aku, 'Eh, si Isni dengan Z ya?'. Ya aku bingung tah, kok bisa sampe orang luar yang ibaratnya nggak sering liat kamu tuh bisa pahamnya gitu. Jadi kujawab aja nggak tahu. Senior mu juga pernah tanya, 'Isni lagi deket sama anak xxxx ya?' kujawab nggak.
KK: Hahahaha, nggak ada apa-apa kok, suer.
TK: Tapi orang lain liatnya beda is. Kamu juga sering nge-joke dengan dia, orang liatnya pasti ada apa-apa.
KK: Hahahahaha (cuma ketawa)

Pernah juga, di lain kesempatan dan masih pada topik yang sama aku berbincang dengannya..

TK: Gimana anak **** (nama universitas)? si X?
KK: Ya nggak gimana-gimana.
TK: Anaknya yang mana sih?
KK: ... (nyodorin hape dengan foto X)
TK: Walah, bagusan Z lah. Dengan Z aja.
KK: Iyalah, jauh. Si Z, menjamin, diajak kritis oke, masa depan oke (nyebutin sambil mikir). Tapi ya itu, kan nggak ada apa-apa dan nggak akan pernah ada apa-apa.

Statement yang kulontarkan semalaman menjadi bahan renunganku. Cuma satu yang jadi pertanyaan, setelah dipikir-pikir si Z nggak lebih baik dari X. Lantas, kenapa aku mengelu-elukan Z? dengan segala kelebihan Z, jika kupikir lebih dalam...X punya berbagai hal lebih! lebih!
Sekian lama merenung, kutemukan jawabnya, NYAMAN. Satu kata sederhana, nyaman. Nyaman yang berarti jangankan satu jam, sepuluh jam-pun bersampingan tanpa kata dengannya aku bisa betah. Suatu keadaan dimana aku nggak perlu kabur/lari jikalau bertemu (I'm a real shy girl). Tapi ya itu, mau seribu tahun juga nama latin padi tetep oryza sativa.
 Tak ada yang berubah, karena memang dari awal tak ada keadaan untuk diubah. 'Aku' dan 'dia', tak ada dan tak pernah berakhir 'kita'.

========================================================

Cukup mengesankan bagaimana selama setahun aku mengoyak hati demi hati yang mencoba bersinggah. Mengesankan bagaimana aku mulanya tertarik dan berakhir membuang. Mengesankan bila berani kuhitung berapa banyak mereka-mereka yang menjajakan hatinya selalu berakhir sad ending. Dan bukannnya berbangga telah menaklukkan mereka, malah kaku kurasa. Saraf-sarafku yang percaya cinta dan kasih sayang itu ada pada tiap makhluk hidup mulai mengendur. Lucu, melihat kalian memohon-mohon hatiku dan berkata cinta padaku. Lucu karena aku tak percaya! Terlalu sering ku mendengarnya sarafku jadi luntur! Demikianlah makin mengesankan, ternyata aku makin tak percaya cinta. 

Cukup mengesankan bagaimana hampir setahun aku bekerja dengannya dan aku tak merasakan apa-pun. Tapi tiba-tiba, tanpa diundang bayangnya mulai menghantui. Witing Tresno Jalaran Soko Kulino. Bermula dari joke-joke kecil dan biasa, dari kata-kata manis tanpa maksud apapun selain hiburan. Aku kena getahnya. Hati-hati pada lidahmu, lebih dari relevan buatku.



-isn-



0 komentar:

Posting Komentar

Playlist

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Nurul Isni Sirbiyani
Palembang-Yogyakarta, Indonesia
Not so impportant. I'm ok wif myself, so don't bother urself with me n mine
Lihat profil lengkapku