#17 Universitas Sriwijaya


Senin beberapa minggu lalu (03/02), untuk pertama kalinya dapat kutinggalkan jejak di kampus bumi sriwijaya, kampus kuning, Universitas Sriwijaya..

Universitas Sriwijaya Indralaya (Google)

Masyarakat pribumi tentu sudah tak asing perihal jarak kampus yang memang jauhnya bukan main dari pusat kota. Sekitar 32 km dari kota Palembang. Mulanya tak ada rencana liburan kali ini akan berkunjung kesana, namun salah seorang teman menawarkan untuk mbuntut. Kuamini saja karena liburan yang lalu sempat terbersit akan berkunjung, mengingat saat itu dalam masa libur alhasil kuurungkan saja.

Alang-alang lebar - Indralaya

Jual-beli perjalanan kami sepakati untuk dimulai pukul 06.00 WIB dengan bus khusus. Rumahku yang berjarak kurang lebih 1km dari kabupaten Banyuasin dan terminal, memudahkanku untuk mendapatkan bus yang dimaksud temanku. Saat itu pukul enam, kutunggu bus yang dimaksud diseberang jalan. Ada beberapa bus sliweran didepanku, untunglah sense nyasar ku tak kumat saat itu. Hampir saja salah naik bus, terbawa suasana saat tak sengaja bertemu teman lama saat sedang menunggu. 'Bus Casper putih, jangan salah naik!' beitulah isi pesan singkat yang dikirimkan temanku. Ah iya, bus casper disini maksudnya si bus ditempeli stiker casper. Bus di kota Palembang punya ciri khas, stiker super besar yang ditempel di kaca depan. Hal ini menjadi salah satu pemicu tingginya angka kriminalitas dalam bus di kota Palembang.

Dulu sepulang dari kota aka shopping, bus yang kutumpangi pernah distop seorang mabuk di daerah IP (Internasional Plaza, daerah rawan copet, jambret, dsj). Bersenjata belati dan otak yang rada gangguan akibat miras, supir bus sempat diancam ntah karena masalah apa. Penumpang sempat panik, namun kernet dapat mengatasinya (mengusir biang ribut). Pernah juga, lagi-lagi di daerah yang sama, giliran HP ku yang kecopetan. Kebetulan ada pos polisi disana, kulaporkan saja. Tapi kecewa bukan main, bukannya melayani tapi malah menggurui. Padahal sudah kubeberkan ciri-ciri nya, tapi tetap saja! polisi! Saran saja, jika hendak memakai bus/angkutan kota sebaiknya jangan menggunakan baju dan perhiasan yang mencolok. Barang cincin emas sekalipun, hati-hati! Jangan pula memainkan hape dan membuka dompet ditempat umum, serta menggunakan bahasa/logat jawa (panggilan mas terutama). Jika tidak, anda akan jadi sasaran empuk.

Balik lagi pada pembahasan, inilah penampakan bus yang dimaksud..

Angkutan khusus Indralaya-Palembang (google)

Bus kota pada umumnya (google)

Setibanya bus tersebut, satu kursi paling belakang disamping temanku sudah kosong dan siap untuk ku duduki. Ia bilang, setengah enam sudah mulai penuh. Tak seperti biasanya. "Untung aku booking duluan tadi pagi," celotehnya. Booking? ya, seat di bus ini sebagian besar telah di book pagi hari atau bahkan sehari sebelumnya. Terlihat dari beberapa bangku kosong dengan tas atau buku diatasnya, itulah tanda seat had been book. Jika tak sempat memesan, cobalah tiba lebih pagi atau anda harus bersiap berdiri sepanjang perjalanan. Hampir lupa, fyi bahwa tiap bus punya kursi tambahan.

Kursi tambahan yang telah dipesan dengan book as the mark.

Sekitar lima belas menit kemudian bus dengan bangku seharga tujuh ribu ini mulai melaju menuju kampus. Rumah panggung bongkar pasang, jembatan musi dua dan sawah terbengkalai menjadi beberapa dari sedikit pemandangan yang dapat dijumpai. Bumi Sriwijaya dengan daerah rawanya yang luas, khas tanah gambut dengan pH kurang dari 7..

Kendaraan yang berpapasan dengan kami tak lain fuso, truk pengangkut kayu dan mobil tangki pertamina. Perkuliahan bisa mandek (libur) hanya karena truk pecah ban. Air rawa yang meluap dan membuat banjir pun juga seringnya mematikan aktivitas kampus. Belum lagi jika terjadi kecelakaan. Jalan lintas timur Palembang-Indralaya memang terkenal cukup mematikan (jika yang paham). Menurut data Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Palembang, jalan lintas timur Sumatera arah Lampung, ruas batas Kota Palembang (km14) sampai simpang Indralaya (km 30,5) terdata rawan kecelakaan, terkhusus di km 16-17 dan km 27-28. Dari 52 kecelakaan yang terjadi, korban meninggal sebanyak 42 orang, 19 orang luka berat dan 2 orang luka ringan. Total ada 7 titik rawan kecelakaan yang kesemunya merupakan alinemen horisontal (jurnal polsri, 2006). Alinemen horisontal atau trace jalan adalah garis sumbu jalan tegak lurus peta yang konstruksinya terdiri dari bagian lurus dan bagian lengkung. Setelah diteliti, kesemua titik telah memenuhi syarat aman alinemen horisontal. Jadi, sebagian besar kecelakaan terjadi karena kurangnya rambu, lingkungan dan lalainya pengemudi.

Dari banyaknya cerita dan berita yang saya dengar, lakalantas memang kerap terjadi di jalan Palembang-Indralaya km 17 tepatnya di simpang dekat stasiun pengisian LPG Pertamina. Kendaraan besar yang mendominasi badan jalan dan menghalangi pandangan menjadi bahaya utama pengendara yang suka memotong jalan. Truk adu kambing, motor tergilas, mobil pribadi penyok dan bablas ke rawa sampai pengendara yang tewas mengenaskan, terjepit bahkan mental dan organnya ntah dimana sudah menjadi tontonan biasa di daerah ini. Ibarat tol Cipularang yang Palembang punya..

Secara teoritis, Palembang-Indralaya 32 km dengan kecepatan kendaraan 60km/jam dapat ditempuh selama 30 menit. Realitanya, lancar jaya ditempuh bus plus minus 90 menit (pengamatan saat perjalanan pergi, pagi hari). Lucunya lagi, salah seorang temanku pernah terjebak macet parah. Pulang dari ngampus pukul 16.00 WIB dan sampai rumah hampir pukul 01.00 WIB. Wajar, karena menggunakan Transmusi yang terkenal lama karena harus memutar dan transit berkali-kali. Dan seperti biasa, esok ia harus memulai harinya pada pukul 04.00 WIB. Like hell...

Pemerintah pun sedang mengusahakan yang terbaik guna menanggapi berbagai persoalan (lumayan) pelik terkait jalan ini. Pelebaran jalan Palembang-Indralaya sedang dalam 'masa proses dan selalu seperti kasus lainnya, tersendat pada masalah pembebasan lahan. Lalu ada pula, proyek tol Palembang-Indralaya 22 km yang memakan dana hingga 7 Triliun yang sekarang tengah dikebut pengerjaannya menyusul targetan April 2014 yang telah disepakati. Sempat terjadi masalah, terkait peresmiannya yang katanya terkesan buru-buru.

Rencana tol Palembang-Indralaya (Google)


Ada satu pertanyaan yang cukup membuatku bernostalgia. Dulu ketika perjalanan darat, aku kecil sering mempermasalahkannya. Saat melewati 'selamat tinggal Kota Palembang' terdapat jeda area sebelum bertemu 'selamat datang Indralaya'. Dan selalu jadi pertanyaan menarik dan cukup konyol menurutku, "Jeda daerah antar perbatasan disebut apa? nama daerahnya? rumah-rumah disana alamatnya gimana?". Temanku menjawab simple, "Palembang (baca: Palembang Coret)".

Lepas tiga menit dari pukul setengah delapan pagi saat aku tiba disana. Terminal unsri! baru kali ini aku dengar universitas punya terminal. Nyatanya memang ada dan mengapa terminal? Karena sepertinya 85% mahasiswa kampus ini menggunakan bus. Setelah kuamati, suasananya lenggang karena masih pagi. Ada banyak halte-halte kecil, ya selayaknya terminal pada umumnya...



Terminal saat sedikit ramai

Terminal dipagi hari

Kampusnya terbilang (lumayan) luas. Lahannya luas, luas kosongnya. Disediakan sepeda dan angkot diwilayah kampus karena jarak antar fakultas yang cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. Asumsi saya, jika pembangunan sarana dan prasarana kampus ini digencarkan, ditambah gedung dan dibukanya fakultas hingga jurusan baru, bukan tak mungkin kampus ini dapat menjadi lebih gahar dari kampus gadjah. Suatu hari nanti, pasti.

Pukul 07.33 WIB, kubuntuti kawanku menuju fakultas keguruan ilmu pendidikan (FKIP). Benar-benar merasa terasing, karena semua mahasiswi menggunakan rok. Tak peduli dia fkip mesin, fkip olahraga, ataupun fkip pgsd. Celana panjang dilarang bagi mahasiswi fakultas ini. Tapi sempat kuhitung, ada dua mahasiswi yang menggunakan jeans. Cukup berani untuk mengundang teguran Dekan.

Kutunggu temanku yang tengah mengikuti kelas. Sempat diajak dan sempat berpikir ikut masuk kelas, namun berhubung menggunakan jeans, sandal gunung serta ternyata kursinya adalah kursi lipat, aku menolak. Hampir pukul sepuluh, sampai ia keluar dan menghampiriku. Mengenalkan temannya yang ternyata anak LPM, sama sepertiku. Singkatnya aku hijrah dari fkip menuju gedung perpustakaan pusat. Dititipkannya Dibawa dan dikenalkan aku pada LPM Gelora Sriwijaya, UKM tingkat universitas. Singkat cerita aku mengobrol, bercerita berbagai hal, disuguhi snack dan diajak makan dikantin FE. Gratis, karena ditraktir (Terimakasih banyak kak Abdan!). 

Banyak hal yang berbeda dari LPM disini yang memberiku beberapa pemikiran dan ide baru. Saat aku berkunjung, genap dua hari pengurus baru saja dilantik. Ditunjukkanlah beberapa foto saat serah terima jabatan. "Ini pimpinan umum lama kami, namanya Rudi," ujar Febri sembari menyodoriku sebuah foto. Gelap dan tidak terlihat, kutanya saja dari SMA manakah si Rudi itu. SMA 14 jawabnya. Benar dugaanku! Rudi Kristianto (kalau tak salah), seniorku saat berada di LEPASS (Lembaran Pelajar Sumatera Selatan), satu angkatan diatasku, angkatan 15, dua tahun lebih tua dan bermasalah dengan angkatanku. Dunia ini benar-benar daun kelor, sempit dan hal sejenis berkutat dengan yang sejenis...

Pukul tiga sore kuberanjak, berpamitan untuk pulang. Menuju terminal, ku memutari fakultas teknik, mipa, dan pertanian. Beberapa gambar kuambil sekedar menjadi bahan perbandingan. 

Tugu Fakultas Teknik

Fakultas Teknik dengan Halaman Tengahnya

Tampak Depan Gedung Lain dari Fakultas Teknik

Teknik Arsitektur (Pilihan keduaku saat SNMPTN)

Jalan samping Fakultas Pertanian

Fakultas Pertanian

Jalur yang kutempuh saat pulang adalah...
Bus jurusan palembang square -Transmusi PS - Transit Masjid Agung - Transmusi Alang-alang lebar - Ojek - Rumah

Pihak universitas sebenarnya menyediakan transmusi dari kampus, namun biasanya penuh dan lama. Ongkosnya delapan ribu rupiah, beda seribu dari bus khusus. Transmusinya berwarna merah (dulu ada biru) dan bangkunya sudah dibenahi, didesain khusus perjalanan jauh. Dengar cerita lagi, transmusi selalu penuh, selalu menyediakan koran guna alas mahasiswa untuk duduk dikoridor agar tak ada yang berdiri. Menarik bukan?

Susunan kursi Transmusi khusus mahasiswa Unsri (Google)

Hampir lupa, ada lagi satu angkutan khusus untuk mahasiswa. Bus rel 'Kertalaya' (Kertapati-Indralaya). Rutenya tentu saja terminal Kertapati-Indralaya. Akan beroperasi kembali selasa (04/02), setelah hampir sebulan aktif perkuliahan. Namun, nyatanya tak jadi. Lagi-lagi dengar cerita dari Bapak, bus rel ini tidak terlalu ditanggapi antusias oleh PT.KAI. Tidak benefit oriented. Wajarlah, karena khusus melayani mahasiswa. Sebelumnya juga telah banyak protes berdatangan dari supir bus, berkata bahwa bus rel akan semakin mematikan bisnis antar jemput mereka. Protes kali kedua setelah wacana Transmusi kampus yang sekarang telah direalisasikan. 


Railbus Kertalaya (Google)
Railbus Kertalaya (Google)



Singkat cerita, pukul 20.00 WIB ku sampai rumah. Lama karena sempat berhenti sejenak di Palembang Square guna memenuhi panggilan alam, menunggu saat transit dan makan saat sampai di alang lebar. Oh iya, kesimpulan yang paling penting, diperkirakan biaya hidup satu hari disana sekitar Rp 50.000,00 sudah termasuk ongkos dan makan.

======================================================================


Begitulah secuil pengalaman yang belum ada apa-apanya dibanding teman-teman Unsri ku. 

Dengan segala perjuangan mereka, dengan segala fasilitas perjalanan yang disediakan pemerintah yang memang masih saja kurang cukup, dengan mahalnya biaya kampus/makan/ongkos jalan, dengan segala jerih payah tekad mereka untuk menimba ilmu...

Jadi berpikir, alangkah beruntungnya aku sekolah disini. Dikota pelajar, semua fasilitas ada bahkan lengkap. Tak ada macet ke kampus, tak ada berdiri lama, tak ada berangkat pukul enam, tak ada jalan yang berdebu, tak ada kuliah libur karena banjir. Lapar, keluar beberapa langkah bakul sudah menunggu. Fotocopy tugas, dari A sampai Z tinggal pilih..

Betapa sayangnya Tuhan, mengirimku untuk jauh menyebrang pulau. Baru kutahu alasannya..


nb: berbagai sumber & pengalaman pribadi


-isn-






0 komentar:

Posting Komentar

Playlist

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Nurul Isni Sirbiyani
Palembang-Yogyakarta, Indonesia
Not so impportant. I'm ok wif myself, so don't bother urself with me n mine
Lihat profil lengkapku