#2 Unek-unek




Inilah akibatnya jika pelajaran budi pekerti mulai dikesampingkan..

Gambar diatas saya temukan di salah satu jejaring sosial, cukup menarik dan cukup menggugah saya untuk corat-coret paper sembari yah...berpikir. Mungkin ini sedikit yang saya pikirkan..

Pilih budi pekerti atau pendidikan kewarganegaraan?
Pilih pendidikan kewarganegaraan atau matematika?

Kenapa repot-repot belajar semua itu?
Toh, perkara nyolong sendal itu hukumannya lebih mudah ditentukan dibanding perkara nyolong duit rakyat. Tak perlu lah pasal-pasal itu dipelajari kalo tidak sreg di pakai. Sapa tahu kan memori otaknya bisa dipakai buat yang lain, misalnya buat hapalin rumus-rumusnya bapak Khawarizmi atau bapak Pythagoras mungkin? Sukur-sukur setelah berguru dengan bapak-bapak keren ini, pidana nyolong sendal dan pidana nyolong duit rakyat nggak ketuker lagi.
Kenyataan emang nggak seindah realita. Yang terkadang bikin bingung itu, mbok gado-gado sering bilang gini ke pelanggannya.
 
"Jadinya lima ribu ya nduk, uang-nya sepuluh ribu, jadi kembalinya lima ribu nggih"  

Ternyata mbok-mbok yang notabene pendidikan akhirnya bangku SD-pun masih bisa ngitung dan hidup dengan "benar". Tapi kalau yang ditanya bapak-bapak yang suka kunjungan ke LN beda lagi celotehannya.


"Seratus bagi dua, lu tiga puluh gua tujuh puluh"  

Belajar sampai ke Negeri Cina-pun hasilnya tidak memuaskan ya..


Jadi, pilih mana? budi pekerti? kewarganegaraan? matematika?
Kalau saya main game aja deh, reaksi yang keluar sesuai dengan aksi nya...

-isn-


0 komentar:

Posting Komentar

Playlist

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto Saya
Nurul Isni Sirbiyani
Palembang-Yogyakarta, Indonesia
Not so impportant. I'm ok wif myself, so don't bother urself with me n mine
Lihat profil lengkapku