06.45...
Kupandangi lekat-lekat imitasi haruman jingga itu dimejaku. Bingung sekali aku, rasanya ada sesuatu yang mencekik otakku.
Kupandangi lekat-lekat imitasi haruman jingga itu dimejaku. Bingung sekali aku, rasanya ada sesuatu yang mencekik otakku.
Rasa bersalahku padamu
Ah, sudahlah! Bawa saja.
Kan kubawa jingga itu ke kampus. Kuharap jingga yang satu lagi tak tertinggal...ya semangat keberanianku.
Kan kubawa jingga itu ke kampus. Kuharap jingga yang satu lagi tak tertinggal...ya semangat keberanianku.
Kugesitkan derapku, tak kalah jantung ini berderap pula. Lima menit dari pukul tujuh, kuparkirkan tas ku. Kulihat yang lain asik berbincang, sementara aku masih kesulitan mengatur nafasku yang memburu. Katanya, tidak ada dosen hari ini..
Hah! Kududuk ditepian pipa, kuamati satu demi satu individu di kerumunan yang berlalu lalang...
Detik, menit, jam, saatnya ganti bengkel!
Ku tegakkan badan, dan bersiap beranjak. Tunggu! Aku tahu, mataku tak mungkin salah. Dia...
Otakku berpikir keras, jingga ditasku rasanya tengah meronta ingin keluar.
Bodoh ah! Kuhampiri ia, kukatakan dengan sayu “ Maaf ya”...
Langsung kucabut gasku. Bengkel bisa jadi tempat terindah saat ini. Lega sekali...
Aku yakin teman-temannya tengah heboh. Yang penting sud..hm? seseorang menepukku dari belakang
--------------------------------------------------------
06.00, jam disebelah kananku menginfokanku bahwa tadi...mimpi?
Kubawa nyawa ini kedekat meja..
Hah... ternyata memang masih ada.
Jingga...
Berdebu...
Punyamu...
Berdebu...
Punyamu...
-isn-
Posting Komentar